TEKNIK PENGUMPULAN DATA MENGGUNAKAN METODE WAWANCARA
Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan
narasumber untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang suatu
hal.
- Pewawancara adalah orang yang mengajukan pertanyaan.
- Narasumber adalah orang yang memberikan jawaban atau pendapat atas pertanyaan pewawancara. Narasumber juga biasa disebut dengan informan.
- Orang yang bisa dijadikan sebagai narasumber adalah orang yang ahli di bidang yang berkaitan dengan imformasi yang kita cari.
- Charles Stewart dan W.B. Cash
Wawancara
adalah proses komunikasi dipasangkan dengan tujuan serius dan telah
ditentukan dirancang untuk bertukar perilaku dan melibatkan tanya jawab.
- Lexy J Moleong (1991:135)
Menjelaskan
bahwa wawancara dengan tujuan percakapan tertentu. Dalam metode ini
peneliti dan responden berhadapanlangsung (tatap muka) untuk mendapatkan
informasi secara lisan dengan mendapatkandata tujuan yang dapat
menjelaskan masalah penelitian.
- Sutrisno Hadi ( 1989:192 )
Wawancara
adalah proses pembekalan verbal, di mana dua orang atau lebih untuk
menangani secara fisik, orang dapat melihat mukayang orang lain dan
mendengarkan suara telinganya sendiri, ternyata informasi langsung
alatpemgumpulan pada beberapa jenis data sosial, baik yang tersembunyi
(laten) atau manifest.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berwawancara adalah sebagai berilut:
1. Menentukan topik wawancara
2. Menetapkan narasumber
3. Menulis daftar pertanyaan
4. Merencanakan kegiatan wawancara
5. Mengidentifikasi pernyataan yang tepat untuk pendahuluan wawancara
6. Membuat janji dengan narasumber dan mengawali kegiatan wawancara
7. Menyempurnakan pernyataan untuk menutup wawancara
8. Melaksanakan wawancara
2. Menetapkan narasumber
3. Menulis daftar pertanyaan
4. Merencanakan kegiatan wawancara
5. Mengidentifikasi pernyataan yang tepat untuk pendahuluan wawancara
6. Membuat janji dengan narasumber dan mengawali kegiatan wawancara
7. Menyempurnakan pernyataan untuk menutup wawancara
8. Melaksanakan wawancara
Macam-Macam Wawancara
1.Wawancara Terstruktur
contoh :
P : Apakah Anda mengetahui tentang peristiwa kebakaran yang terjadi di komplek pertokoan ini yang baru terjadi kemarin?
S : Iya
P : Kapan peristiwa kebakaran tersebut terjadi?
S : Sekitar pukul 20.30 WIB.
P : Di mana Anda berada saat kebakaran terjadi?
S : Saya berada di dalam toko saya yang berjarak 300m dari kebakaran tersebut.
P : Bagaimana tindakan Anda begitu mengetahui peristiwa tersebut?
S :Langsung menelpon petugas pemadam kebakaran dan menyelamatkan berkas-berkas penting serta barang berharga lainnya.
S : Iya
P : Kapan peristiwa kebakaran tersebut terjadi?
S : Sekitar pukul 20.30 WIB.
P : Di mana Anda berada saat kebakaran terjadi?
S : Saya berada di dalam toko saya yang berjarak 300m dari kebakaran tersebut.
P : Bagaimana tindakan Anda begitu mengetahui peristiwa tersebut?
S :Langsung menelpon petugas pemadam kebakaran dan menyelamatkan berkas-berkas penting serta barang berharga lainnya.
2.Wawancara Tak Terstruktur.
contoh :
pewawancara
: “Selamat sore pak?”
Narasumber : “Selamat sore juga. Ada yang bisa saya
bantu?”
pewawancara
: “Apa boleh saya mewawancarai
Anda?”
Narasumber : “Ya, boleh silahkan.”
Pewawancara : “Perkenalkan saya Ahmad Fatoni, siswa
dari SMA Negeri 2 Bandarlampung. Saya ingin mewawancarai anda mengenai
Perpustakaan Kota di Bandarlampung. Saya mulai pertanyaan pertama, menurut Anda
bagaimana keadaan perpustakaan kota di Bandarlampung saat ini?”
Narasumber : “Bisa dibilang lebih maju. Kualitasnya
sudah mulai diperbaiki. Koleksi-koleksi bukunya pun saat ini sudah mengikuti
perkembangan zaman.”
Pewawancara : “Sebenarnya seberapa penting perbaikan
kualitasnya?”
Narasumber : “Bagi perpustakaan yang benar-benar
berorientasi pada pendidikan sangat penting. Ini untuk mendorong minat baca
masyarakat.”
pewawancara :
“Buku apa yang paling menarik minat baca masyarakat menurut Anda?”
Narasumber : “Yang saya ketahui masyarakat terutama
generasi muda lebih berminat pada buku cerita.”
pewawancara :
“Mengapa buku cerita menjadi penarik minat pertama para pembaca?”
Narasumber : “Karena mungkin berhubungan dengan
orientasi pendidikan sekarang yang dirasa membosankan. Jadi pendidikan saat ini
seharusnya tidak sekedar mencari pengetahuan semata, namun juga yang
meningkatkan minat baca.”
pewawancara :
“Siapakah yang seharusnya bertanggung jawab untuk mengubah minat baca dari buku
cerita ke buku pengetahuan?”
Narasumber : “Menurut saya pihak keluargalah yang
utama dan selanjutnya adalah pihak guru di sekolah,”
pewawancara : “Saya rasa hanya itu yang ingin saya
tanyakan, terima kasih atas waktu luangnya. Selamat sore.”
Narasumber : “Ya. Sama-sama. Selamat sore juga.”
TEKNIK PENGUMPULAN DATA MENGGUNAKAN OBSERVASI/PENGAMATAN
Pengertian observasi secara umum adalah suatu aktivitas yang
dilakukan guna mengetahui sesuatu dari sebuah fenomena yang berdasarkan
pengetahuan serta gagasan. Tujuannya untuk memperoleh informasi-informasi yang terkait dengan
suatu fenomena atau peristiwa yang telah terjadi atau sedang terjadi
dilingkungan. Hal mudahnya dalam observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan
secara sistematis mengenai gejala atau hal-hal yang diteliti. Observasi
merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan meninjau langsung di
lokasi penelitian guna membuktikan kebenaran dari sebuah desain
penelitian.
Menurut para ahli
Margono (2007)
Pengertian observasi menurut Margono, secara dasarnya teknik
observasi digunakan untuk melihat dan juga untuk mengamati perubahan
dari fenomena-fenomena sosial yang berkembang atau tumbuh yang
selanjutnya dapat dilakukan perubahan dari penilaian tersebut.
Sevilla (1993)
Menurut Sevilla observasi atau pengamatan dalam arti sederhana
merupakan proses dimana peneliti melihat situasi dari penelitian. Untuk
metodenya harus sesuai yang digunakan pada penelitian yang berupa
pengamatan interaksi atau kondisi dari belajar mengajar, tingkah laku
dan juga interaksi dari kelompok.
Gibson, R.L Dan Mitchell. M.H
Pengertian observasi adalah teknik yang bisa untuk digunakan sebagai
seleksi derajat untuk menentukan sebuah keputusan dan konklusi terhadap
orang lain yang diamati. Untuk pengamatan seperti ini tidak bisa
dilakukan sendiri melainkan harus dibantu menggunakan metode penelitian
yang lainnya.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi observasi berperanserta (participant observation) dan observasi nonpartisipan (nonparticipant observation)
1. Observasi Berperanserta (participant observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Disini, peneliti memasuki organisasi atau lingkungan penelitian, dan menjadi bagian tim kerja. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Misalnya, bila seorang peneliti ingin mempelajari dinamika kelompok dalam organisasi kerja, maka ia mungkin bergabung dengan organisasi sebagai seorang karyawan dan mengobservasi dinamika dalam kelompok sambil menjadi bagian dari organisasi kerja dan kelompok kerja. Dengan berperan sebagai karyawan, ia dapat mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja, bagaimana semangat kerjanya, bagaimana hubungan satu karyawan dengan karyawan lain, hubungan karyawan dengan supervisor dan pimpinan, keluhan dalam melaksanakan pekerjaan dan lain-lain. Kebanyakan penelitian antropologi dilakukan dengan cara tersebut, dimana peneliti menjadi bagian dari kebudayaan asing yang ingin mereka pelajari secara mendalam. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku yang Nampak.
2. Observasi Nonpartisipan (nonparticipant observation)
Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Peneliti mungkin mengumpulkan data yang diperlukan dalam kapasitas tersebut tanpa menjadi bagian integral dari sistem organisasi. Misalnya, peneliti bisa duduk disudut sebuah kantor, mengamati, dan mencatat bagaimana manajer, selama periode beberapa hari, akan memungkinkan peneliti untuk membuat sejumlah generalisasi tentang bagaimana para manajer biasanya menghabiskan waktu mereka. Dengan sekedar mengobservasi kegiatan, mencatatnya secara sistematis, dan menabulasikannya, peneliti bisa menghasilkan sejumlah temuan. Tetapi, hal tersebut mensyaratkan peneliti harus secara fisik hadir ditempat kerja untuk periode waktu yang panjang dan membuat studi observasional memakan waktu. Pengumpulan data dengan observasi nonpartisipan ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai dibalik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA MENGGUNAKAN KUISIONER
Kuesioner
merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang lebih efisien
bila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yag akan diukur dan
tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga
cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di
wilayah yang luas.
Berdasarkan
bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan dalam dua jenis,
yakni kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka adalah
kuesioner yang memberikan kebebasan kepada objek penelitian untuk
menjawab. Sementara itu, kuesioner tertutup adalah kuesioner yang telah
menyediakan pilihan jawaban untuk dipilih oleh objek penelitian. Seiring
dengan perkembangan, beberapa penelitian saat ini juga menerapkan
metode kuesioner yang memiliki bentuk semi terbuka. Dalam bentuk ini,
pilihan jawaban telah diberikan oleh peneliti, namun objek penelitian
tetap diberi kesempatan untuk menjawab sesuai dengan kemauan mereka.
Contoh Kuisioner Terbuka
Contoh Kuisioner Tertutup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar